“….Well inilah penyebabnya mengapa akhirnya Fibonacci menjadi ilmu analisa teknikal khusus, dan bahkan dengan angka akurasi yang membuat kita mungkin tercengang yaitu 96% menurut Jeff Boyd seorang analis forex dalam sebuah artikelnya.”

(selengkapnya baca artikel tentang apa dan bagaimana,analisa Fibonacci? hanya di http://forexanalyze.blogspot.com)

Senin, 07 April 2008

High Low Breakout Technique

This technique can be used for any market that has a decent daily range. If you look at any chart, what do you see?

You should see a succession of bars that are doing one of three things.

1. Going up
2. Going down
3. Going sideways

Unless today's bar turns out to be an inside day or very rarely the high and low of today are exactly the same as the high and low as yesterday, then we will have a new high or low.

Think about it. Today's bar, in all probability will make a higher high than yesterday's bar or a lower low than yesterday's bar.

This information is very powerful. Look at the chart below:


Now, the question is - how much of a higher high or lower low will today achieve than yesterday?

In our next example, company XYZ had a range of 200 points (high minus the low) yesterday. Today the high might be 50 points higher than yesterday's high or 50 points lower than yesterday's low. If we can find the average daily distance between the high of yesterday's high to the high of today's bar and the average daily distance between the low of yesterday's bar and the low of today's bar, then we might have a trading opportunity.



Make yourself a little excel sheet or grab a pen and paper and start tracking the high and lows of each day. Then deduct the high of today from yesterday's high and the low of today from yesterday's low.

After you have a few day's worth of data you can get an average. On the excel sheet, below the first five columns are the date, open, high, low and close. "DR" is daily range, "TH-YH" is today's high minus yesterday's high and "YL-TL" is yesterday's low minus today's low. In the "TH-YH" column, I only record an entry if today's high is greater than yesterday's high and in the "YL-TL" I only record an entry if today's low is lower than yesterday's low. All pretty simple stuff.




OK, as you can see, the example of the GBP/USD (Pound/Dollar). The average breakout up was 54 pips and the average breakout down was 60 pips. The next thing to do is apply this knowledge to our trading.

On the 2nd September the high was 1.7972 and the low was 1.7864. We are looking for a breakout of either of these points. It doesn't matter which way. So on the 3rd September you mark the previous day's high and low and monitor what happens when it reaches these points.


The way I trade this setup is to wait for the market to test the low or high of the previous day and then pullback. I don't enter on a break of the previous day's high/low, I wait for a pullback of either a test of the high/low or a break of the high/low.

As you can see from the chart, the market came down and tested the low of 1.7864 and then pulled back. The low that was made was just a few pips lower than the previous day's low and formed a little support area. That support area is the breakout point.

You can place an entry order a couple of pips below the support area with a target of the average "YL-TL" as a target, which in this case was 60 pips. The stop is a bit more tricky. If the pullback is not too big you can place your stop just above the pullback area (resistance). If the distance is too great, then just use a Dollar stop.

You can even take this down to a 1 minute chart and scalp the market with a very tight stop. There are loads of ways to trade this setup. You could add some indicators for confirmation. You could use the entry as setup for a position trade. You could even concentrate on inside day's where the breakout might have a much larger range.

However you decide to trade it, at least take note of the previous day's high and low.

Good Trading

Best Regards
Mark McRae

High Low Breakout Technique



Sabtu, 05 April 2008

PARABOLIC SAR

J Welles Wilder memperkenalkan Parabolic SAR (Stop And Reverse) yaitu indikator penentu titik Stop Loss dalam trading. Kegunaan lain Parabolic SAR sebagai trend indicator yang berupa titik sehingga trend naik atau turun menjadi kelihatan lebih pasti dan tidak lagi menimbulkan salah tafsir. Ketika harga dalam trend naik, maka titik SAR berada dibawah harga, ketika market dalam trend turun titik SAR berada di atas harga.


Gambar diatas tampak titik SAR berada diatas bar yang menunjukkan bahwa harga sedang berada dalam trend turun.


Kelebihannya yang berupa titik sehingga memudahkan membaca keadaan market, trader cukup melihat dimanakah posisi titik SAR apakah dibawah atau diatas dari bar untuk mengetahui trend yang sedang terjadi. Semakin jauh jarak antara titik SAR dengan harga menandakan semakin kuat trend yang terjadi.


Area warna ungu merupakan titik konfirmasi kedua indikator menunjukkan arah yang sama. Aksi buy dapat dilakukan dalam keadaan ini. SAR sebagai penentu titik Stop Loss, Stop and Reverse. Perhatikan gambar ini:


Titik SAR berpindah dari di atas menuju ke bawah adalah indikasi downtrend telah selesai dan berubah menjadi uptrend. Titik SAR yang paling bawah dapat digunakan sebagai stop.
SAR menjadi tidak efektif saat market bergerak dalam situasi sideways atau tidak adanya trend pergerakan harga. Kondisi sideways ditandai dengan rapatnya jarak antara titik SAR dengan highest/lowest price yang ada.

RSI

Diperkenalkan oleh J. Welles Wilder tahun 1978. Nilai dari RSI berada pada kisaran 0 - 100. RSI indikator yang membandingkan momentum harga yakni antara nilai pada saat ini terhadap daya tarik losses yang terjadi.


RSI digunakan untuk mengetahui:
- Divergence positif / negatif
- Momentum pergerakan harga
- Kondisi overbought / oversold



Pada gambar, warna kuning adalah daerah OB dan OS pada RSI yaitu diatas 70 dan dibawah 30.
Centerline Crossover
Cara membaca kekuatan momentum suatu harga yakni bila garis RSI menembus centerline dari bawah maka sedang terjadi trend kenaikan. Besarnya momentum sebanding dengan besar nilai RSI yang terjadi.


Dengan centerline crossover ini maka akan sangat membantu kita dalam menentukan kondisi beli dan jual.

False Signal pada RSI
RSI bergerak dengan sangat sensitif, memungkinkan kesempatan untuk terjadi false signal. RSI lebih sering dipakai sebagai penguat oleh indikator lain. Cara untuk mengurangi false signal pada RSI adalah mencari periode yang terbaik pada RSI yang hendak digunakan.


Pada gambar di atas RSI 18 (biru) terlihat lebih lamban dalam mengakomodasi pergerakan mata uang dibandingkan dengan periode 14. Cara lainnya lagi adalah dengan memberikan penghalus pada RSI menggunakan SMA.


Gambar diatas menggunakan SMA 3 periode untuk menghaluskan RSI yang terlalu keriting. Dalam penggunaan SMA pada RSI, perlu dipahami untuk tidak menggunakan periode yang lebih besar dari 5 dikarenakan akan merusak keunggulan RSI itu sendiri yaitu sensitifitasnya.

STOCHASTIC OSCILLATOR

Ciptaan George C Lane pada akhir 50-an. Stochastic Oscillator digunakan untuk menunjukkan posisi closing relatif terhadap range transaksi dalam suatu periode tertentu. Indikator ini dipakai untuk mengukur kekuatan relatif harga terakhir terhadap selang harga tertinggi dan terrendahnya selama selang periode yang kita inginkan. Terdiri dari dua garis yang disebut %K dan %D, inti dari indikator ini adalah %K itu sendiri sedangkan %D adalah SMA dari %K. Bisa dikatakan bahwa %D adalah sebagai garis pengidentifikasian arah %K. Kegunaan indikator ini untuk mengakomodasi pergerakan jenuh beli dan jual dari pergerakan mata uang.


Stochastic Oscillator GBPUSD daily, tampak %K cenderung lebih keriting dibanding %D yang adalah smoother. Indikator ini dapat kita gunakan untuk menentukan keadaan overbought/ oversold.

Overbought / Oversold
Keadaan overbought/ oversold diperoleh bila garis %K memasuki batasan 20 untuk oversold dan diatas 80 untuk overbought.


Ketika harga masuk ke area OB atau OS maka perlahan akan kembali bergerak turun seiring dengan arah pergerakan Stochastic. Berapa kali Stochastic menunjukkan ketepatan yang luar biasa dalam mengetahui arah pergerakan selanjutnya ( lingkaran merah ).

%K and %D Crossing
Perpotongan %D dan %K dapat digunakan untuk menentukan sebuah posisi Buy/ Sell, yaitu perubahan trend untuk jangka waktu singkat ke depan. Kondisi Bullish terjadi bila garis %K memotong %D dari bawah dan sebaliknya trend Bearish diperoleh ketika %K memotong dari atas. Keadaan ini bisa saja berlangsung bahkan ketika kedua garis sedang dalam wilayah overbought/ oversold.


Ketika %K dan %D saling berpotongan dan mulai bergerak ke atas (warna kuning) harga juga menunjukkan uptrend dan terus bergerak naik. Sebaliknya ketika harga bergerak turun, %K dan %D juga saling berpotongan dan menunjukkan arah ke bawah (ditandai dengan warna hijau). Kedua keadaan ini terus menerus berulang dan silih berganti.

PENGANTAR FUNDAMENTAL

Analisa fundamental mengambil pendekatan berdasarkan berita atau pun rumor yang beredar di pasar. Dapat dikatakan bahwa yang menggerakan nilai tukar mata uang adalah berita.

Berita-berita yang dikeluarkan dapat diperoleh melalui:
• Instansi Resmi/Pemerintah
• Media cetak/elektronik (TV, website, koran, dsb)
• Perorangan

Berita fundamental yang bersifat positif pada negara yang mengeluarkan berarti mata uang negara yang bersangkutan akan menguat dan sebaliknya mata uang pasangannya akan melemah. Contoh, mata uang GBP/USD, jika pihak US yang menaikkan tingkat suku bunganya maka nilai tukar Dollar akan menguat terhadap Poundsterling. Dan itu artinya Pound melemah terhadap Dollar karena berita yang di release oleh US bersifat positif terhadap mata uangnya.

Beberapa jenis berita:
• Ekonomi
• Politik
• Keamanan (global, regional, negara)

Penentu dalam melakukan analisa fundamental:
• Kecepatan memperoleh informasi
• Sumber informasi
• Pengolahan informasi & forecasting (ramalan)

Beberapa Data Ekonomi
1. Average Earning
2. Balance of Payment
3. Budget Deficit
4. Business Inventories
5. Capacity Utilization
6. Car Sales
7. Chicago PMI (Purchasing Management Index)
8. Constuction Spending
9. Consumer Confidence Index (CCI)
10. Consumer Credit (CI)
11. Consumer Price Index (CPI)
12. Consumer Spending (Expenditure)
13. Cost of Living
14. Current Acount
15. Corporate Profit
16. Deflasi
17. Discount Rate
18. Durabel Goods Orders
19. Econimic Monetary System (EMS)
20. Factory Orders
21. Federal Budget
22. Federal Reserve Fund
23. Gross Domestic Product (GDP)
24. Gross National Product (GNP)
25. Housing Start
26. Industrial Productions
27. Invisible Trade
28. Jobless Claims
29. Leading Indicator
30. Money Supply (M1, M2, M3, M4)
31. National Association
32. (NAPM)
33. Non Farm Payrolls
34. Personal Expenditure
35. Personal Income
36. Prime Rate
37. Product Price Index (PPI)
38. Public Sector Debt Repayment
39. Retail Sales
40. Trade Balance
41. Trade Devicit
42. Trade Weighted Index
43. Unemployment Rate
44. Unit Labour Cost
45. Value Added Tax
46. Visible Trade

MENYARING BERITA

Ada lebih dari 50 data fundamental namun tidak semua berita tersebut berpengaruh secara signifikan. Beberapa diantaranya dapat membuat mata uang bergerak drastis, dan lainnya berdampak kecil.
1. Average Earning Index (AEI)
Dikeluarkan oleh Inggris dan Kanada, yaitu pendapatan para pekerja dan hubungannya dengan tingkat inflasi melalui indikator fundamental lainnya yang disebut Retail Prices Index (RPI). Bila AEI mengalami kenaikan lebih cepat dibandingkan RPI maka ini adalah indikasi bahwa upah mengalami kenaikan lebih cepat dibandingkan kenaikan harga barang. Hal ini baik bagi perekonomian sebuah negara namun dampak negatifnya adalah naiknya tingkat inflasi. Jika inflasi mengalami kenaikan maka mata uang cenderung akan menguat.
2. Chicago PMI (Purchasing Manager's Index)
Dikeluarkan oleh US, memberikan informasi naik atau turunnya tingkat pengeluaran para purchasing manager di kota Chicago yang banyak diantaranya merupakan industri manufaktur. Naiknya indikator ini merupakan indikasi menguatnya mata uang USD.
3. Consumer Price Index (CPI)
Merupakan indiakator penentu tingkat inflasi di titik konsumen, menentukan besar kepercayaan konsumen dalam satu bulan dalam melakukan pembelian. Apabila CPI naik maka mata uang negara yang bersangkutan juga akan ikut naik.
4. Gross Domestic Product (GDP)
Bila GDP mengalami kenaikan maka mata uang akan menguat dikarenakan produksi sebuah negara juga meningkat.
5. Money Supply
Mengukur tiga hal yaitu jumlah uang yang beredar di masyarakat dalam bentuk koin atau kertas, besarnya pinjaman bank kepada masyarakat dan jumlah perubahan nilai hutang yang belum dilunasi oleh pemerintah. Naiknya Money Supply biasanya akan menyebabkan mata uang menguat.
6. Non Farm Payrolls
Mengukur besarnya pengeluaran pemerintah dalam pembayaran gaji diluar sektor pertanian dibandingkan bulan sebelumnya. Meningkatnya Non Farm Payrolls dapat mengakibatkan mata uang menguat dengan drastis.
7. Producers Price Index (PPI)
PPI merupakan indikator pengukur tingkat inflasi sama seperti CPI. Bedanya jika CPI berada di sisi konsumen maka PPI mengukur inflasi dari tingkat produsen. Kenaikan harga bahan baku, biaya transportasi dan berbagai komponen produksi menjadi bagian dari perhitungan PPI. Jika PPI mengalami kenaikan maka mata uang akan menguat.
8. Retail Sales
Mencatat total penjualan barang di sektor tetapi tidak termasuk jasa karena pengukuran jasa tergolong sulit. Retail Sales merupakan salah satu indikator yang baik untuk mengukur tingkat pengeluaran konsumen. Biasanya bil AEI (Averaga Earning Index) mengalami kenaikan maka Retail Sales juga akan meningkat karena naiknya upah pasti diikuti meningkatnya konsumsi. Bila Retail Sales naik maka mata uang juga akan naik nilainya.
9. Trade Balance
Selisih antara nilai ekspor dikurangi nilai impor sebuah negara. Nilai minus menunjukkan impor lebih besar dibanding ekspornya dan sebaliknya jika positif itu menunjukkan espor lebih besar dibandingkan impor. Kebanyakan negara yang sedang melakukan ekspansi perdagangan atau negara berkembang memiliki Trade Balance yang negatif. Semakin positif nilai Trade Balance maka semakin menguat nilai mata uang negara tersebut.
10. ISM Manufacturing Index
Insititute of Supply Management Manufacturing Index merupakan indikator terbesar untuk indikator fundamental yang mengukur indeks manufaktur. Dikeluarkan pada hari pertama jam kerja setiap bulannya, ISM-MI merupakan hasil surver lebih dari 20 industri manufaktur dan melibatkan 300 purchasing manager di Amerika. Cara pembacaannya kurang lebih sama, bila ISM-MI mengalami kenaikan tentu saja mata uang negara yang bersangkutan akan menguat.
11. Consumer Confidence Index (CCI)
Mengukur tingkat kepercayaan pada 5000 konsumen yang di survey dan pAndangan mereka terhadap prospek ekonomi kedepan. Bila CCI mengalami kenaikan itu artinya kepercayaan konsumen meningkat terhadap perkembangan ekonomi dan mengakibatkan mata uang dapat meningkat.
12. Interest Rate Statement
Yaitu pengumuman kebijakan suku bunga bank sentral, keputusan naik, turun atau tetap suku bunga tersebut akan menentukan besarnya suku bunga deposito, kredit, tabungan dan berbagai kebijakan pinjam-meminjam lainnya pada dunia perbankan di negara itu.

Dapat dikatakan kebijakan suku bunga merupakan salah satu aksi final Bank Sentral terhadap berbagai kondisi ekonomi yang terjadi. Apabila terjadi kenaikan suku bunga maka dapat dikatakan bahwa mata uang akan meningkat dengan drastis dan sebaliknya apabila terjadi penurunan suku bunga maka mata uang akan mengalami pelemahan dengan drastis pula. Kebanyakan negara maju menahan laju suku bunganya untuk menghambat terparkirnya dana di Bank dan tidak diolah menjadi investasi di dunia riil. Sebaliknya pada negara berkembang biasanya pemerintah mencetak terlalu banyak uang untuk membiayai kegiatan pembangunan. Untuk itu diperlukan kebijakan suku bunga yang lebih kompetitif guna menarik uang yang terlalu banyak beredar dipasar dengan cara membuat bunga tabungan dan deposito terlihat menarik.

ADP/NFP CONNECTION

Pada laporan ADP jika muncul jarak besar antara nilai forecast dan actual, terutama ketika berjarak 40% atau lebih, maka NFP akan mengikuti arah dari hasil dari ADP. Atau dengan kata lain jika ADP keluar setidaknya 40% lebih besar dari forecast, maka NFP akan keluar dengan arah yang sama. Jika ADP keluar 40% lebih kecil dari forecast, maka NFP juga keluar dengan arah yang sama juga.

Weekly unemployment claims juga berdampak pada pembacaan keluarnya data NFP. Claims rose throughout August, and the 4-week average of claims has risen five straight weeks.

As for the breakdown of the release, most economists expect service-related jobs to have another strong showing. Manufacturing and construction jobs are expected to be weak. This would dovetail with other recent releases. The ISM Service index beat its forecast this week, while ISM Manufacturing had a poor showing. Housing indicators have continued to bottom out across the board.

With the continued focus on credit markets and the Fed's next decision, it's difficult to assess the market's reaction. Most likely, a weak reading should boost stocks and thus carry trade pairs. It should also push up the EUR and GBP against the USD. However, Wednesday's poor print on the ADP seemed to have the opposite effect on stocks and carry trade pairs.

5 Min Intraday System

Trading dengan EurUsd dan Gpb/Usd. Open posisi jika sudut 50 SMA lebih besar dari 20 dan harga retrace ke area 21 EMA dan 10 EMA. Stoploss 6 pips + spread dengan profit taking 8-10 pips. Pindah stoploss ke breakeven setelah 6 pips didapat.

BASIC TRADING SYSTEM

Untuk menentukan trend digunakan 2 indikator, satu indikator trend follower dan indikator Overbought dan Oversold.


Indikator untuk entry kurang lebih sama yang berbeda hanyalah Time Frame yang digunakan adalah 15 menit atau 30 menit. Namun ditambah 1 lagi indikator Oscillator , William's %R dengan periode 14, yang berguna untuk konfirmator.


Aturan entry
Pada 30M frame, bila grafik 4H menunjukkan uptrend maka pembukaan posisi hanya akan mencari posisi Buy. Sebaliknya bila grafik 4H menunjukkan downtrend maka hanya akan mencari posisi Open Sell.

Open Buy bila grafik 4H menunjukkan trend naik dan pada grafik 15M, XMA serta Stochastic menunjukkan arah naik dan William's %R tidak berada di area -50 hingga -100.
Open Sell hanya bila 4H menunjukkan trend turun dan XMA serta Stochastic menunjukkan arah turun dan tentunya William's %R berada pada area -50 hingga -100.

Sebisa mungkin menghindari berita fundamental dan tidak membuka posisi beberapa saat sebelum dan setelah berita fundamental terjadi, dikarenakan ketika berita fundamental muncul biasanya harga digerakkan oleh emosi pasar sementara dan cenderung tidak dapat diprediksi secara teknikal.

Profit taking
pada Open Buy jika XMA 1H menunjukkan trend turun atau William's %R pada 1H berada di area -100 hingga -50. Untuk Stop Loss 30 points.



Big Ben Strategi

Strategi untuk memprediksi gerakan pertama pergerakan intraday yang sering nampak pada jam jam pertama setelah pasar Eropa dan London buka.
Contoh
1. Harga akan membentuk low baru setidaknya 25 pip dari open pembukaan pasar Eropa dan London.
2. Kemudian harga akan berbalik 25 pip diatas harga open.
3. Harga akan berbalik sekali lagi ke bawah harga low.
4. Sell breakout ±7 pip dibawah harga low london.
5. Stop loss 40 pip diatas harga entry



Garis vertikal pertama menunjukan waktu tengah malam ET. Garis vertikal kedua menunjukan open eropa, sedang garis ketiga menunjukan open london. Ketika pasar eropa buka harga bergerak turun membentuk low kemudian terkoreksi menjelang pasar london buka. Kemudian harga mulai melakukan gerakan trend nya yaitu trend turun … dan harga jatuh 90 pip.

HAMMER DAN SHOOTING STAR

Hammer dan formasi Shooting Star



Hammer terbentuk ketika harga turun tajam, kemudian harga reversal kembali ke posisi open, mempunyai ekor panjang kebawah, body candle yang kecil, dengan ekor kecil atau tanpa ekor diatas candle. Formasi ini menandakan kemungkinan trend akan berbalik.

Shooting Star terbentuk ketika harga naik tajam, kemudian harga berbalik kembali mendekati open, memiliki ekor panjang diatas dan ekor kecil atau tanpa ekor dibawah, dengan body kecil. Formasi ini menandakan kemungkinan trend akan berbalik.

Dari 3 tahun backtest 5 pasang mata uang tanpa TP dan SL, hanya AUDUSD dan USDCAD yang memberikan hasil terbaik.



Dengan penambahan TP dan SL formasi ini memberikan hasil yang lebih baik.





Dengan menggunakan filter lain akan memberikan hasil yang maksimal, seperti misalnya fibonacci level, trendline, suport dan resistan dll.

RANGE TRADING

Konsep range adalah mengambil peluang dari naik turunnya harga, buy di support dan sell di resistant, sampai harga keluar dari channel dengan menggunakan time frame mingguan atau bulanan.
Contoh, EUR/CHF bergerak dengan range selama 11 bulan, memberi peluang untuk melakukan sell diatas level 1.5500 dan buy dibawah level 1.5400, sampai harga pecah keatas level 1.5600.


Range Trading dengan mata uang tertentu
Aturan pertama dari range trading adalah pemilihan mata uang. Beda mata uang beda juga pergerakannya. Misal mata uang yang satu hanya bisa bergerak range dalam jangka waktu yang tidak lama kemudian breakout channel, sedangkan yang lain bergerak range trading dalam jangka waktu yang cukup lama.
USD merupakan matauang yang besar nilai transaksinya di bursa dan merupakan mata uang yang sangat aktif, sehingga pasangan mata uangnya juga menjadi volatil. Dalam range trading mata uang dengan komposisi USD harus dihindari, contoh EUR/USD, USD/JPY, GBP/USD, USD/CHF, USD/CAD, AUD/USD, NZD/USD. Mata uang tersebut memiliki pergerakan trend yang sangat kuat. Mata uang cross lebih bersifat range, mata uang cross adalah mata uang dimana tidak punya komposisi USD. Contoh EUR/GBP, EUR/CHF, CHF/JPY, GBP/JPY, AUD/CAD dll.

Perbedaan suku bunga antar negara berdampak juga pada range trading. Sebagai contoh perbedaan suku bunga Switzerland dengan Eropa hanya 125 basis point sedangkan perbedaan suku bunga antara UK dengan Jepang 450 basis point. Dalam forex semakin besar perbedaan spread suuku bunga maka semakin besar volatilitasnya dan semakin lebar range harganya. Dibawah ini adalah contoh dari spread suku bunga mata uang cross dan 12 bulan trading range dari Mei 2004 sampai Mei 2005.

High Risk / Higher Reward Currency Crosses



Low Risk / Lower Reward Currency Crosses


Umumnya mata uang cross mempunyai range yang sempit, contoh Euro dan Switzerland, keduanya memiliki kebijakan ekonomi dan politik yang hampir sama sehingga sulit jika salah satu tertekan sedangkan yang lainnya berkembang nilainya. Lain halnya dengan pasangan GBPJPY karena keduanya memiliki kebijakan yang berbeda sehingga range pergerakan harga pasangan ini lebih lebar.

EUR/CHF memiliki range 350 points lebih dari periode yang disebutkan pada chart dibawah, tetapi GBP/JPY memiliki range yang lebih besar.


Range trading dengan menggunakan mata uang cross seperti EUR/CHF dan EUR/GBP hanya membutuhkan stop yang relatif kecil sedangkan trading dengan pasangan GBP/JPY atau AUD/JPY membutuhkan dana dan stop yang lebih besar.

Indikator untuk range trading
Range trader tidak peduli dengan arah trend pergerakan harga, mereka hanya memperhatikan kondisi overbought atau oversold untuk melakukan open posisi. Indikator yang biasa digunakan adalah RSI, Bollinger Bands, Stochastics, MACD, CCI atau ADX.

Relative Strength Index (RSI)
Menggunakan 14 periods, dengan pembacaan dibawah level 30 adalah kondisi oversold, dan diatas 70 adalah kondisi overbought.
1. Buy jika RSI memotong ke atas level 30
2. Stop 10point dibawah ayunan terendah
3. Take profit jika RSI mencapai level 70
4. Tunggu sampai RSI kehilangan tenaga untuk bergerak sekali lagi dan turun dibawah level 70 kemudian open sell
5. Stop 10 point diatas ayunan tertinggi
6. Take profit jika RSI mencapai daerah oversold di 30



Bollinger Bands
Bollinger Bands membandingkan volatilitas dan level relatif dari harga dati periode tertentu. Bollinger terdiri dari 3 sabuk yaitu:
• Di tengah simple moving average in the middle
• Di atas SMA + 2 standard deviations
• Di bawah SMA - 2 standard deviations

Jika harga menyentuh sabuk atas maka dianggap harga pada kondisi overbought karena harga bergerak jauh diatas rata rata, dan jika menyentuh sabuk bawah maka dianggap oversold. Set standart Bollinger 20, dengan aturan buy dan sell pada sabuk overbought oversold.


Dasar dari range trading adalah kemampuan memilih level support dan resistant yang tepat.


Nilai support dan resistance diturunkan dari variasi daily highs / lows, weekly highs / lows, monthly highs / lows, intraday high / lows (London high/low, New York high/low, Tokyo high/low), moving averages, Fibonacci retracements, Fibonacci extensions, dan trendlines.


Contoh data Interest Rates


Analisa Volume
Supply dan demand sebagai penggerak harga merupakan salah satu alasan penggunaan analisa teknikal. Ada 3 fungsi penggunaan analisa volume :
1. Untuk menentukan validnya pergrakan breakout.
2. Untuk melihat retracement sesungguhnya atau harga hanya berhenti.
3. Untuk memilih level support dan resistance terbaik.
Ketika volume naik di level harga tertentu akan menjadi perperangan antara bulls dan bears. Jika pecah keatas maka level akan menjadi support, dan jika pecah kebawah maka akan menjadi level resistant. Jadi level tertinggi volume menandakan level support dan resistant, dan biasanya digunakan frame weekly.


Ada waktu dimana pasar bergerak aktif dan ada waktu dimana pasar bergerak pasif. Table 1 menunjukan waktu dimana berita direlease, table 2 adalah data penting yang direlease yang menggerakan harga pasar.

Table 1
Pasar............................Waktu release
Asia..............................11:30 PM EST
Europe.........................4 AM – 6 AM EST
North America..............8 AM – 10 AM EST

Table 2
Currency.............Berita
USD....................Non-Farm Payrolls
EUR....................IFO Business Survey
UK......................BoE Quarterly Inflation Report
JPY.....................TANKAN Report
CHF....................KOF LEI

Kapan waktu untuk tidak range trading yaitu jika terdapat pergerakan trend yang kuat. Cara menentukan trend kuat yaitu dengan pemakaian 3 Simple Moving Average. Konsepnya jika short trend (7 SMA), medium trend (20 SMA), dan long trend (65 SMA) semuanya diarah yang sama, maka pertanda trend kuat.



Menentukan Stop
Dasar managemen resiko Range trading meminimalkan stop dan memperlebar limit profit.
Dengan perbandingan 1:2, dengan resiko 50 poin stop dan 100 poin target.

STOCHASTIC RANGE TRADERS

strategi dengan menggunakan 14 bars Stochastic Oscillator 3,3,1. Dengan aturan:
• BUY jika %K berpotongan dengan %D dan dibawah level 20
• Trading dengan mata uang dengan suku bunga tertinggi

Strategi semi-martiangle

Strategi semi-martiangle
Konsep semi- martiangle adalah trading bersambung terus menerus sampai target profit didapat.
1) Open posisi, misalkan open BUY EURUSD di 1.3500. titik stop loss 10 poin yaitu di 1.3490 dan taking profit 40 poin di 1.3540.
2) Jika sudah didapat profit, maka kita menunggu signal open posisi baru lagi.
3) Jika didapat Stop Loss, maka trading selanjutnya adalah open sell begitu stop loss didapat. Sell new ini mempunyai target yang sama yaitu 40 poin dan stop loss 10 poin. Dan begitu kena titik stop loss, maka open new lagi begitu seterusnya sampai target profit 40point didapat.


Gambar diatas contoh jika entry pertama adalah BUY. Inti dari urutan trading ini adalah jika terkena titik stop loss maka trading berikutnya adalah berlawanan arah. Stop loss dan profit taking harganya tetap samma yaitu SL 10 point dan TP 40 point.
Dan jumlah lot yang digunakan tiap kali entry adalah :

Buying New Highs and Selling New Lows

Buying New Highs and Selling New Lows

One of the oldest and most powerful money management strategies used to enter into and exit out of trades is using new highs and new lows over a certain period of time.An example would be to sell a new 10-day low to enter into the trade and use a new 10-day high as your trailing protective stop. This allows one to trade on the daily chart without having to follow the market throughout day. To set your trailing stop, you just have to check the daily chart after the 5PM Eastern close to see what the highest high of the 10 previous days was. If it was different from the previous day’s stop level, you just move your stop, if not, you leave it alone. You can do this until the market comes back up to stop you out, meaning you are trying to get the most out of the move. The key is to only trade in the direction of the trend as that is where you will find some of the biggest moves. The 10-day recommendation is only that…a recommendation. Some of the most successful traders have used values from as little as a new 3-day high or low to as much as a new 40-day high or low to enter into or exit out of a trade. You can also use this approach on an intraday chart, although I would recommend using higher values. Perhaps a 20-period high or low on the 4-hour or hourly chart would be more appropriate than a 10-period high or low. You have to check to make sure. But it is easy to backtest this approach as it is easy to identify new highs and lows….either they are or they aren’t. The key to trading on the intraday charts is once again to only trade in the direction of the daily trend. While this money management approach may not be perfect, it is better than most money management strategies used in the markets and is relatively easy to use. That makes it a valuable tool worth looking into by traders who currently struggle with how to get into and out of a trade.

Fibonacci Retracements

Fibonacci Retracements

Jika pasar berada pada trend kuat, kita seharusnya mencari reversal turunan terendah pada level support untuk kesempatan posisi buy. Tapi kadang tidak terdapat reversal pada area support, hal ini adalah situasi untuk menggunakan level Fibonacci retracement. Kunci pertamanya adalah menentukan trend terlebih dahulu kemudian tunggu munculnya pergerakan retrace. Penggunaan level Fibonacci retracement menawarkan 3 level populer yaitu 38.2%, 50% dan 61.8%. Beberapa trader menggunakan level 50% atau 61.8% untuk entry posisi. Beberapa trader menggunakan technical indicator untuk membantu entry posisi. We only look for buys since the trend is up, we wait for a pullback down to support to note a trading opportunity and then we use a technical indicator to help us time our entry. If this looks simple, it is because it is meant to be simple. The difficult part is waiting for these solid setups to form and then to be there to take advantage of them. But knowing what to look for is the first step to trading these setups.

Finding a Trade is a Two-Step Process

Finding a Trade is a Two-Step Process


Identifikasi pertama kali dari pergerakan arah trend pada chart daily sebelum trading posisi. Jika trend naik maka hanya mencari posisi buy, dan sebaliknya. Jika chart daily menunjukan range bound market, maka buy diatas support dan sell dibawah resistant. Jika kita tidak yakin trend yang sedang berlangsung, jangan entry. Saya melihat banyak trader membeli pada harga koreksi harga di trend naik dan mendapatkan profit. Kemudian ketika trend berubah, trader masih membeli pada harga koreksi dan kehilangan profit yang sudah didapat. Cara terbaik untuk melihat masalah anda adalah menjalankan laporan untuk mengevaluasi semua trading anda. perhatikan chart yang ada dan catat dimana kita entry trading. Sekarang tanya pada diri kita sendiri, hasil yang sudah didapat jika kita transaksi hanya pada pasar yang bisa kita prediksi pergerakan arah trend pada chart daily. Gambar diatas adalah 2 contoh trend kuat, EUR/USD bergerak di harga tertingginya dan USD/JPY bergerak di harga terendahnya. Kita cari posisi buy pada EUR/USD sejak dia trend naik dan sell pada USD/JPY sejak trend turun.
Kita mungkin akan menemukan dari penambahan step pertama dari identifikasi dan trading dengan trend harian akan menambah kesempatan anda untuk berhasil.

Interest Rates and Trends

Interest Rates and Trends
Lihat daily chart EUR/USD dengan transaksi 1 tahun yang belum pernah kita lihat.



Chart ini menunjukkan bahwa mata uang ini berada dalam keadaan range bound. Pasar bergerak diantara 2 level harga yang sama, yaitu support dekat range bawah dan resistan pada range atas. Alasannya adalah adanya perubahan nilai interest rate. Kita tahu bahwa pemegang interest rate tertinggi biasanya memimpin dalam nilai tertinggi sementara mata uang dengan interest rate terendah berada pada nilai lebih rendah. US Federal Open Market Committee menurunkan tingkat suku bunga US sementara European Central Bank (ECB) manaikkan atau tidak merubah tingkat suku bunganya, kita lihat bahwa pasangan ini berada pada trend naik yang kuat selama hampir 2 tahun. Tapi sekarang kita lihat beberapa pertemuan anggota ECB yang bisa mengeluarkan keputusan menurunkan tingkat bunganya di masa mendatang. Hal ini berarti pergerakan EUR/USD keatas melewati level 1.5000 mungkin tertahan sampai trader mendapatkan ide tentang tingkat bunga berikutnya. Jika ECB menaikkan tingkat bunganya, akan cukup memungkinkan bagi pasar untuk breakout ke atas. Jika ECB menurunkan tingkat bunganya, kita mungkin melihat harga menembus level bawahnya dan trend berubah turun, sama halnya pada GBP/USD daily chart.

Trading Log to Analyze Your Actions

Trading Log to Analyze Your Actions
Salah satu informasi yang paling penting yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi transaksi kita adalah trading log. Dalam tiap transaksi, kita harus mendata track record dari analisa dan transaksi kita untuk mengembangkan skill trading kita. Trading log bisa terdiri dari:
1. Date
2. Time
3. Entry price
4. Jumlah lot
5. level Protective Stop
6. Alasan masuk trade
7. Target harga (jika ada)
8. Exit price
9. Alasan keluar trade
10. Hasil

Setelah kita mencatat setidaknya 10 transaksi, kita bisa membandingkan analisa kita terhadap reaksi pasar setelah kita entry posisi. Beberapa pertanyaan untuk diri sendiri aalah:

1. Apa yang terjadi terhadap pasar setelah kita entry posisi?
2. Jika transaksi mendapatkan keuntungan, seberapa jauh pasar bergerak bertentangan dengan posisi kita?
3. Jika transaksi mengalami kerugian, berapa jauh pasar bergerak searah dengan posisi kita sebelum arah harga berubah?
4. Dimana level stop loss kita pada awal transaksi dan di akhir transaksi kita ?
5. Bagaimana dengan arah dari trend chart daily ketika saya open posisi ?
6. Jika transaksi mendapatkan keuntungan, berapa banyak yang saya ambil dari pergerakan?
7. Seberapa dekat entry kita dengan titik entry yang ideal dari pergerakan harga, dan bagaimana kita meningkatkannya?
8. Apakah ada berita yang direlease atau faktor lain dalam pergerakan pasar setelah entry posisi?
9. Dapatkah kita mengatur transaksi kita lebih baik lagi?
10. Apakah posisi kita bagus atau perlu diperbarui?

Menganalisa aksi trading kita adalah cara terbaik untuk mengetahui apakah kita perlu perbaikan atau tidak, dan merupakan cara terbaik untuk meningkatkan akurasi analisa transaksi kita.

Leverage

Banyak trader open posisi dengan leverage yang terlalu besar dengan harapan akan mendapatkan profit yang besar. Tapi yang terjadi sering kebalikannya, kerugian besar yang sering diperoleh. Saya sarankan hanya menggunakan sebesar 5% resiko dari keseluruhan dana tiap kali ambil posisi. Jika anda mempunyai mini account dengan dana sebesar $2000, maka seharusnya mengambil resiko tidak lebih dari $100 per trade. Hal ini bukan berarti untuk open 10 posisi sekali trading dan mengambil resiko $100 tiap posisinya, tapi mengambil resiko tidak lebih dari 5% sekali. Buy GBP/USD dan EUR/USD pada waktu yang bersamaan bukan hal yang berbeda, anda memprediksi melemahnya USD pada ke 2 transaksi tersebut yang berarti profit atau rugi di kedua posisi tersebut. Pendekatan yang lebih baik adalah open posisi dengan beresiko hanya 5% dari keseluruhan dana dan tidak mengambil posisi baru sampai closing posisi atau traling stop sudah kena pada breakeven.

TRAILING STOP

Trailing Stop OrdersTrailing Stop berfungsi untuk pengaturan stop loss secara otomatis dengan penguncian profit yang telah didapat.
Contoh, trader posisi buy EUR/USD 1.2100 dan menempatkan stop 50 pips di 1.2050, kemudian trader memeriksa kotak trailing stop, dan mengatur 30 pips sebagai nilai minimal pergerakan. Kemudian harga bergerak naik 30 pip ke 1.2130, pada level ini trader memindahkan level stop loss dari 1.2050 menjadi 1.2080, dan akan bergerak naik lagi jika harga bergerak naik 30 pips ke atas.



After having identified your trade entry price and your initial risk which if the difference between your entry and initial protective stop, many traders will also enter a limit order to take profits.

In the FX Power Courses, we normally recommend using a 1:2 risk:reward ratio to determine that exit level. If you are risking 50 pips on the trade, you should look for a minimum of 100 pips in potential profit. This way, if you are able to maintain close to a 50% win ratio on your trades, you can be consistently profitable. However, having the patience and discipline to wait for the market to reach that price level to take profits is much harder than it sounds. If the market moves up towards the profit target and then reverses and moves back towards the entry price, many new traders will exit taking a small profit. While this sounds like a good move, in the long run this usually results in a good win percentage but no profits. The reason is that the trader will end up with bigger losing trades than winning trades. How do we work around this? The answer is normally to set your initial protective stop and limit order to take profits and then just the trades play out on their own. To keep you from losing on a trade that showed a decent profit at one point, the use of an automatic trailing stop can be of great value. I recommend using a trailing stop the same size as your risk. Otherwise, if you are risking 50 pips and looking for a 100 pip gain, use a 50 pip automatic trailing stop. This way your protective stop will move to the breakeven level when/if the market moves halfway to your target. Now one of two things can happen, you can break even or take the full profit. That is a good position to be in and a great way to play the FX markets 24 hours a day.

NFP

Trading the Nonfarm Payrolls

Jumat ini, 7 maret pukul 830AM Eastern, akan direlease Nonfarm Payrolls. Data ini dapat menghasilkan volatilitas harga dan kesempatan profit bagi para trader. Tapi sering juga hanya kerugian yang didapat, khususnya bagi trader pemula. Alasan utamanya adalah "tergelincir", dimana order harga yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Penyebabnya sederhana, para trader besar menghindari event data ini dan trader pemula semuanya mencoba untuk melakukan hal yang sama pada saat yang bersamaan pula. Jika direlease bullish untuk EUR/USD, setiap orang menginginkan buy pada saat yang bersamaan, dan tidak ada yang melakukan posisi sell di harga tersebut. Order harga entry kemudian didapat, tapi pada harga seller. Kemudian kita akan melihat harga pasar bergerak berlawanan dengan kita, dan kita exit pasar untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Tapi bagaimana tentang siapa yang telah melakukan aksi sell sehingga harga turun? dan mengapa trader ini melakukan hal yang berbeda terhadap data yang direlease? Trader ini memainkan harga reversal dan mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa gerakan pertama setelah data direlease adalah sering berdasarkan emosi dan salah. Gambar diatas adalah chart 5 menit dari data sebelum direlease NFP. Kita dapat melihat pergerakan sebelum release data, EUR/USD bergerak disekitar 1.4892. setelah direlease, pasar mulai naik mendekati level 1.4940. Pasar kemudian mulai reversal dan trader yang bermain reversal akan melakukan aksi sell pada harga dimana harga pasar bergerak sebelum data direlease. Asumsi yang terjadi adalah trader yang melakukan aksi buy setelah data direlease sekarang berada pada posisi rugi dan seller keluar market. Trader ini Sell pada 1.4892 dengan 50 pip stop dan 100 pip limit order untuk take profit. Anda tidak perlu menjadi orang yang pertama kali masuk pasar untuk menjadi benar, anda hanya perlu besabar dan bereaksi terhadap pasar dan bukan bereaksi pada data direlease. EUR/USD tidak bergerak seperti ini tiap kali release data, tapi hal ini cukup bisa dipakai sebagai strategi yang berharga.

What is the ADX?

What is the ADX?

Pada gambar diatas EUR/USD bergerak naik, maka kita ambil posisi buy untuk pasangan ini pada koreksi terakhir. Tapi sekarang setelah pergerakan naik terakhir, pair ini tertarik keluar dari harga tertingginya dan bergerak turun dan anda bertanya tanya jika ada cara untuk mengukur kekuatan dari suatu pergerakan anda bisa memprediksi dan melindungi profit yang sudah didapat. Ada, dan jawabannya adalah Average Directional Index (ADX). Dikembangkan oleh J. Welles Wilder, berfungsi untuk mengukur kekuatan dari trend yang sedang berlangsung.